Logo

SIDAGORI SIDA RHOMBIFILIA TANAMAN POTENSIAL PENYEMBUH ASAM URAT

SIDAGORI  SIDA RHOMBIFILIA  TANAMAN POTENSIAL PENYEMBUH ASAM URAT

      Sidagori (Sida rhombifoli  Linn.) merupakan salah satu jenis tanaman obat dari famili Malvaceae yang memiliki banyak khasiat sebagai obat. Tanaman ini merupakan tanaman semak yang tumbuh liar dan banyak ditemui di pinggir  selokan, sungai dan di bawah pohon besar. Salah satu khasiat utamanya adalah untuk menyembuhkan penyakit asam urat yang sering diderita baik pria maupun wanita di atas usia tiga puluh tahun. Penggunaan tanaman ini untuk obat tidak begitu sulit, yakni dengan memanfa-atkan seluruh bagian tanaman berupa daun, batang dan akar. Semua bagian tanaman direbus dan terakhir di tambahkan gula merah untuk menambah rasa. Air seduhan sidagori ini diminum secara teratur selama tiga hari.
Tanaman obat sidagori (Sida rhombifolia Linn.) memiliki sinonim Sida spinosa Linn. atau Sida retusa  Linn,  saat ini telah banyak dikenal masyarakat karena dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Dengan adanya kecenderungan pola hidup masyarakat untuk kembali ke alam, maka penggunaan obat tradisional saat ini kembali meningkat. Penggunaan obat-obatan tradisional tersebut disamping biayanya murah, efek penyembuhannya benar-benar dapat dirasakan.
Sidagori tumbuh tersebar di daerah tropis di seluruh dunia, mulai dari dataran rendah sampai ketingian 1450 m di atas permukaan laut. Merupakan tanaman  semak   yang memiliki tinggi mencapai 70 cm. Batang agak berkayu, bulat  agak liat dengan warna cokelat. Daun tunggal, letak daun berseling  berbentuk jantung, ujung bertoreh, pertulangan menyirip, berbulu rapat dan ber-warna hijau. Panjang daun 1,5 - 4,0 cm dan lebar 1,0 - 1,5 cm.  Bunga tunggal, bulat telur keluar dari di ketiak daun. Makhota bunga ber-warna  kuning agak orange. Bunga mekar pukul 12 siang dan layu sekitar 3 jam kemudian. Buahnya bua batu terdiri dari 8-10 kendaga, diameter  6 - 7 mm.  Buah muda berwarna hijau dan buah tua berwarna hitam. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah terbuka dan sering ditemui  hidup liar di pinggiran selokan, pinggir sungai, dan di bawah tegakan pohon besar (Gambar di atas).

Budidaya
Sampai saat ini sidagori masih termasuk tanaman liar karena belum ada yang membudidayakannya. Selama ini perbanyakan tanaman dilakukan secara generatif dengan biji yang secara alami berkecambah di sekitar induknya atau terbawa angin dan berkecambah di tempat lain. Perbanyakan dengan setek tergolong sulit sehingga jarang dilakukan.

 Fitokimia     
Sidagori memiliki sifat khas manis dan mendinginkan. Kandungan utama tanaman adalah tanin, flavonoid, saponin, alkaloid dan glikosida. Di samping itu juga ditemui kalsium oksalat, fenol, steroid, efedrine dan asam amino.  Kadar kimia zat tersebut ditemui pada kisaran yang berbeda-beda pada jaringan tanaman. Pada akar ditemui alkaloid, steroid dan efedrine. Pada daun di-temui juga alkaloid, Kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino dan minyak atsiri, pada batang ditemui calsium oksalat dan tanin.

 Pembuatan simplisia
Seluruh bagian tanaman sidagori dapat dijadikan simplisia yaitu daun, batang dan akar. Pembuatan simplisia sidagori cukup mudah. Tanaman sidagori dicabut dari tanah, lalu  semua kotoran yang menempel pada tanaman dibersihkan dengan air mengalir. Setelah itu, dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari sampai tanaman benar-benar kering yang ditandai dengan daun, batang dan akar yang gampang dipatahkan. Setelah itu simplisia dimasukan ke dalam kantong plastik putih dan diikat lalu disimpan pada suhu ruang untuk digunakan sewaktu-waktu  se-bagai bahan obat.

Kegunaan/manfaat
    Sidagori memiliki khasiat anti  radang, anti inflamasi, diuretik dan analgesik. Penggunaan tanaman ini sebagai obat telah lama diyakini masyarakat. Pada awalnya tanaman ini sering digunakan untuk mengobati penyakit, diantaranya rematik,  demam, disentri, cacing kremi, bisul dan ketombe. Namun akhir-akhir  ini sidagori banyak dimanfaatkan oleh penderita penyakit asam urat.  Pada prinsipnya semua orang mengan-dung asam urat dengan kadar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan metabolismenya. Kadar normal asam urat di dalam darah berkisar antara 2 - 7 mg% . Bila melebihi dari 7 mg%,  maka kondisi tersebut akan dapat menimbulkan  GOUT akibat kristalisasi dalam persendian.  Gout adalah serangan asam urat yang parah sehingga penderita benar-benar merasa kesakitan. Kondisi ini terjadi  akibat ginjal tidak akan sang-gup mengaturrnya sehingga kelebihannya akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Tapi jangan salah, kadar asam urat dalam level rendahpun ternyata berbahaya juga karena dapat menimbulkan sakit akibat pelepasan kristal dari tempatnya menempel di persendian. GOUT yang disebabkan oleh asam urat memang muncul sesekali karena metabolisme purin yang tidak normal. Makin tinggi kadar purin dalam darah akan meningkatkan kadar asam urat.
 Pada beberapa daerah seperti  Bogor dan Jakarta,  tanaman ini  sudah banyak diaplikasikan masyarakat untuk mengobati asam urat yang terbukti dengan banyaknya informasi di media mengenai pengalaman keberhasilan menggunakan  terhadap tanaman ini. Khususnya di Balitro sendiri, pemanfaatan tanaman ini sudah banyak dicoba oleh peneliti  dan kemanjurannya cukup terbukti. Sebenarnya penggunaannya sebagai obat tidak begitu sulit, hanya dengan mengkonsumsi seluruh bagian dari tanaman yaitu batang, daun dan akarnya. Untuk tujuan  menyembuh-kan asam urat,  akar tanaman lebih berperan penting karena  kandungan zat berkhasiat tersebut  lebih tinggi di akar. Disarankan menggunakan satu batang lengkap tanaman sida-gori termasuk akarnya (100 g/tanam-an), dicuci bersih lalu direbus dengan menggunakan air sebanyak  satu  liter. Air rebusan ditunggu sam-pai menjadi setengahnya, kemudian disaring.  Air rebusan sidagori rasanya sedikit langu, perlu ditambahkan sesendok gula pasir atau gula merah ke dalam air seduhan sehingga rasanya menjadi agak manis. Teknik ini sebaiknya dilakukan selama tiga hari, sehingga proses penyembuhan asam urat lebih berhasil.
 Mengingat tanaman ini sangat potensial, disarankan aspek budidaya perlu diteliti karena sampai saat ini tanaman masih tergolong liar, begitu juga dengan penanganan pasca panen sehingga simplisia yang dihasilkan dapat dijamin mutunya.

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih Edisi 15 ( JULI - SEPTEMBER 2008 )

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev CT-SCAN PEMERIKSAAN AKURAT DAN CEPAT
Next MENUMBUHKAN SIKAP MENTAL POSITIF

Tinggalkan Komentar