Logo

SEHAT & BUGAR BERSAMA Diabetes

SEHAT & BUGAR BERSAMA Diabetes

    Diabetes melitus (DM) atau masyarakat awam menye-butnya ”penyakit gula”  adalah, penyakit yang ditandai dengan meningginya kadar gula darah yang disebabkan oleh gangguan fungsi insulin (resistensi insulin), atau menurunnya kemam-puan tubuh dalam memproduksi insulin (defisiensi insulin). Dengan gangguan fungsi insulin tersebut menyebabkan kadar gula di dalam tubuh tidak bisa digunakan dengan baik,sehingga  dalam jangka pendek bisa mengakibatkan gangguan metabolisme yang akut  (komplikasi akut). Sedangkan dalam jangka panjangnya, bisa menyebabkan gangguan pada system syaraf dan pembuluh darah (komplikasi kronik).
         Di Indonesia, angka kejadian DM berkisar 1 sampai dengan 3% untuk kelompok usia diatas 15 tahun. Di Kota lain seperti Manado, angka kejadian mencapai 6,1%. Untuk  Jakarta mencapai lebih 12,8% dari jumlah penduduk. Diperkirakan pada tahun 2020 angka kejadian DM di Indonesia mencapai 8,2 juta penderita. Apabila diprosentasikan berdasarkan jumlah penderita dengan jumlah penduduk, maka pada usia sebelum 20 tahun angka kejadian DM diperkirakan 0,19% dan diatas usia 20 tahun diperkirakan mencapai  8,6%, sedang pada usia di atas 65 tahun 20,1 %. Bila melihat prosentasi tersebut, bisa dibilang cukup  sebesar.
         Gejala-gejala yang terjadi pada penderita DM bisa bervariasi, mulai  dari tidak bergejala sama sekali sampai munculnya  gejala-gejala klasik seperti badan lemas , mudah capek, banyak makan, banyak minum dan banyak kencing serta kesemutan.
Penyakit DM juga mempermudah terjadinya infeksi seperti infeksi jamur, keputihan, TBC paru-paru, infeksi kulit sampai abses.
Dalam jangka waktu lama, DM bisa menyebabkan komplikasi berupa penyempitan pembuluh darah diseluruh tubuh, dan gangguan fungsi saraf,  sehingga pada akhir-nya fungsi alat-alat tubuh akan terganggu. Hal ini disebabkan  fungsi saraf dan aliran darah yang ke alat tersebut berkurang karena penyempitan.Kelainan pada saraf dan pembuluh darah inilah yang melatarbelakangi munculnya komplikasi kronik seperti serangan jantung, lemah jantung, stroke, kebutaan karena kelainan selaput jala mata yang mengakibatkan  cepatnya terjadi katarak, gangguan fungsi ginjal sampai gagal ginjal terminal, gangguan aliran darah ke tangan sehingga mudah terjadinya infeksi, abscess, gangrene yang menyebabkan alasan dilakukan pemotongan tangan atau kaki (amputasi), gangguan seksual berupa impotensi, menurunnya kesuburan, sering abortus dan keputihan, pada alat pencernaan bisa menyebabkan gangguan fungsi lambung (sering kembung), sering terjadi diare karena gangguan pada saraf autonom, yang pada  akhirnya semua komplikasi tadi akan menyebabkan usia harapan hidup penderita DM bisa berkurang sekitar 5-10 tahunh.

Diagnosa
    Diagnosa DM dibuat atas dasar adanya keluhan-keluhan klasik,  sebagaimana  yang sudah ditulis di atas, serta  adanya kelainan hasil pemeriksaan kadar gula darah. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan penilaian sebagai berikut :
-    Kadar gula darah puasa normal : <110 mg%
-    Kadar gula darah 2 jam sesudah makan, normal :<140
-    GDPT (Gula Darah Puasa Terganggu) : 110-125 mg %

-     TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) 140-199 mg%
-    Diabetes Militus : kadar gula puasa > 126 mg% , kadar gula 2 jam sesudah makan : 200 mg%. Gula darah sewaktu : bukan DM <110 mg%, belum pasti DM 110-119 mg%, pasti DM > 200 mg %. Penilaian ini dibuat sedikitnya 2 kali berturut-turut, kecuali pada kadar gula darah yang tinggi dan bergejala. Untuk pemeriksaan gula darah sesudah puasa paling sedikit 8 jam gula darah 2 jam adalah kadar gula darah 2 jam sesudah tes toleransi glukosa dan pemeriksaan gula darah sewaktu pemeriksaan.

Faktor Resiko DM tipe 2
1.    Riwayat keluarga ada yang DM tipe 2 (orang tua atau saudara kandung)
2.    Obesitas (BMI>25 kg/m2)
3.    Kurang gerak badan
4.    Ras/Etnik (African American, Hispanik American, Native American, Asian American dan Pasific Islander)
5.    Pernah dinyatakan IFG dan IGT
6.    Riwayat pernah Diabetes kehamilan atau melahirkan dengan bayi >4 kg
7.    Hipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg)
8.    Kholesterol HDL <35 mg% dan /atau trigleseride >250 mg %
9.    Polycystic Ovarian Syndrome atau acanthosis nigricans
10.    Riwayat penyakit pembuluh darah

Komplikasi DM tipe 2
    Gejala-gejala : mual, muntah, haus yang berlebihan, nyeri perut dan sesak nafas. Tanda-tanda : nadi cepat, mulut kering, dehidrasi, hipotensi, nafas cepat, nyeri perut, lemes, ngantuk, kesadaran menurun sampai tidak sadar. Faktor pencetus pemakaian insulin yang tidak cukup, infeksi, serangan jantung, stroke, obat-obat dan kehamilan. Apabila penderita mengalami kejadian seperti ini harus segera dirawat di rumah sakit.

Pengobatan
    Tujuan pengobatan pada pasien DM adalah menormalkan kadar gula darah agar terhindar dari komplikasi akut dan mencegah atau memper-lambat komplikasi kronik.
Sasaran gula darah puasa antara 90-130 mg%, gula darah 2 jam : <180 mg% HbA1C : <7%
    Pada TGT dan GDPT karena resiko berkembang menjadi DM dalam waktu 5-10 th sekitar 33%, maka perlu mulai dilakukan terapi dengan diet, perubahan gaya hidup, olah raga secara teratur dan kalau perludengan obat untuk mengen-dalikan kadar gula darah (metformin).
    Pengendalian penyakit penyerta pada pasien DM juga perlu diperhatikan, gangguan lemak (dislipidemia), hipertensi <130/80 mmHg, kegemukan (obesitas), penyakit jantung koroner. Sedang-kan pada pasien DM yang kemung-kinan terjadinya komplikasi maka sebaiknya dicari dan dikendalikan seperti pada penyakit jantung, retinopati, penyakit ginjal, kelainan saraf, dan komplikasi lainnya.
    Rekomendasi diet yang dianjurkan pada semua penderita DM yakni untuk asupan protein 15-20% dari kebutuhan kalori, lemak jenuh <10% kebutuhan kalori, polyunsaturated fat 10% kebutuhan kalori. Sebaiknya 60-70% kebutuhan kalori dibagi antara karbohidrat dan monounsaturated fat, makanan yang mengandung serat sebanyak 25-35% per hari dan sodium <3000 gr perhari, asupan kolesterol <300mg perhari dan hindari konsumsi alkohol.
    Prinsip pengobatan sebaiknya di konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu, tetapi pada prinsipnya penderita DM mengkon-sumsi obat dimulai dari dosis yang terkecil apabila sudah melakukan diet makanan dan olah raga tetap tidak bisa mengendalikan kadar gula darah. Kombinasi obat penurun gula hanya diperbolehkan antar kelom-pok, sedang dalam satu kelompok hanya boleh dipakaisatu jenis obat. Penderita harus benar-benar mema-hami sifat dan fungsi masing-masing obat penurun gula termasuk tanda-tanda kalau terjadi penurunan kadar gula terlalu rendah (hipoglikemi)
    Yang paling penting bagi penderita DM adalah menjaga perilaku hidup sehat, mengatur kebutuhan menu makanan dengan berpola makan sehat. Meningkatkan kegiatan jasmani seperti berolah raga, mengkonsumsi obat penurun guladan obat-obat lain secara aman dan teratur. Melakukan pemantauan gula darah secara mandiri, melakukan perawatan kaki secara berkala dan perlunya kemampuan penderita untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat.

 

* Dimuat dalam Majalah Kasih Edisi Perdana ( Januari 2005 )

 

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev TRI AHYANI : ALLAHKU LUAR BIASA
Next SEMARAK HUT RI KE 61

Tinggalkan Komentar