Logo

HARTA YANG BERHARGA

HARTA YANG BERHARGA

           Ada pepatah mengatakan kasih ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah, artinya kasih seorang ibu kepada anaknya tidak akan pernah putus ibarat jalan yang tidak berujung . Seperti kisah Musa di dalam kitab Keluaran 2 : 1-10, disana dikisahkan proses kelahiran Musa. Seorang perempuan Lewi melahirkan seorang anak laki-laki dimana pada saat itu ada peraturan bahwa jika dari keturunan Ibrani terlahir seorang anak laki-laki maka harus dibunuh. Demikian juga perempuan Lewi tersebut melahirkan seorang anak laki-laki, namun sebagai seorang ibu ia tidak mau kehilangan anaknya, maka dengan segala daya dan upaya ia berusaha menyelamatkan anaknya. Ibu tersebut menaruh anaknya pada sebuah keranjang dan menghanyutkan anaknya ke sungai Nil, dimana sungai tersebut sering dipakai mandi putri Firaun. Benar saat putri Firaun mandi tampaklah olehnya keranjang berjalan terbawa arus air menuju ke arahnya dan diangkatnya , terdengarlah suara tangis bayi, dilihatnya bahwa bayi tersebut elok parasnya lalu meminta kepada dayang-dayang untuk membawa bayi tersebut pulang ke istana. Saat si bayi hendak dibawa putri Firaun ke istana, datang kepadanya seorang gadis bernama Miryam yang adalah kakak dari si bayi menawarkan ibu yang bisa memberikan susu kepada si bayi. Putri Firaun menerima tawarannya, lalu diserahkan bayi tersebut kepada inang penyusu yang sebenarnya adalah ibu dari bayi tersebut. Di dalam dekapan kasih yang tulus dari ibu yang sangat mengasihinya si bayi bertumbuh besar dan tiba saatnya ia diserahkan kepada putri Firaun. Saat diserahkan ke putri Firaun , bayi tersebut diberi nama Musa yang berarti diangkat dari air. Musa boleh tinggal dan bertumbuh menjadi besar di istana Firaun. Bertumbuh menjadi anak yang takut kepada Tuhan dan hidup benar. Hal itu terjadi karena darah ibu yang mengasihinya dan didikan ibunya terus menguasai Musa.

            Satu kisah yang boleh mengajarkan kepada kita bahwa arti seorang anak bagi ibunya sungguh tidak ternilai. Seorang ibu selalu ingin anaknya ada dalam dekapan kasih sayangnya, bahkan seorang ibu rela mati demi kelangsungan hidup anaknya. Seperti si perempuan Lewi ibunda dari Musa , ia bersedia melakukan apa saja demi kehidupan Musa. Demikian juga dengan para ibu masa kini hendaknya memiliki hati seperti ibunda dari Musa. Menjadikan anaknya berarti dalam hidupnya. Demi kelangsungan kehidupan selanjutnya seorang perempuan yang sudah menikah bersedia hamil selama sembilan bulan sepuluh hari, bersedia mempertaruhkan nyawa dalam proses persalinan demi kelahiran anak yang dikandungnya, dengan penuh kasih menerima kehadiran sang buah hati. Dilanjutkan dengan tugas dan tanggungjawab membesarkan secara fisik dan membimbing secara mental spiritual juga sosial. Namun lebih dari itu adalah kuasa Tuhan yang menghadirkan manusia dengan kondisi sempurna, baik secara fisik dengan dikaruniai akal budi melebihi ciptaan yang lain ( Kejadian 1 : 26 -27 ). Tuhan merancangkan yang baik bagi ciptaanNya. Kasih Tuhan tak berkesudahan, selalu baru setiap hari. Pemeliharaan Tuhan luar biasa untuk ciptaanNya. DisediakanNya apa yang menjadi kebutuhan manusia ciptaan yang serupa dan segambar denganNya.

            Seorang ibu dengan telaten setelah bayi lahir mendekap bayinya sambil mengajarkan kepada anaknya untuk mencari puting ibu sebagai bagian dari proses pemberian ASI di kemudian hari ( Inisiasi dini )dilanjutkan dengan memberikan air susunya demi keberlangsungan kehidupan anaknya, telaten selama 6 bulan memberikan ASI eksklusif agar anaknya tumbuh dengan sehat dan kuat. Dekapan diiringi degup jantung yang teratur dan bisikan lembut menjadi irama yang membentuk sistem perkembangan mental, spiritual dan sosial anak. Menyiapkan makanan yang bergizi menjadi pekerjaan yang penuh dengan sukacita. Memberi bimbingan dan didikan menjadi tanggung jawab ibu dalam mewariskan nilai-nilai kehidupan yang benar baik secara spiritual dalam hal ini iman, mental dalam hal ini pembangunan karakter kepribadian dan sosial dimana anak diajar bagaimana membangun relasi dengan sesama. Seperti yang diajarkan perempuan Lewi terhadap putranya tentang pewarisan iman yaitu bagaimana mengenal Tuhan dan datang beribadah hanya kepada Allahnya.

            Seorang ibu juga akan terus memperhatikan kehidupan kesehatan atas diri anaknya, bukan sekedar ASI dan makanan bergizi yang diberikan namun juga imunisasi rutin sesuai dengan pertumbuhan umur anaknya. Hal itu dilakukan agar si anak tetap terjaga kekuatan fisiknya dan meminimalisir anak terkena penyakit. Jika anak sakitpun seorang ibu pasti akan berjuang untuk kesembuhannya. Seperti yang tertulis dalam kitab 1 Raja-raja 17 : 7-24 di sana dikisahkan bagaimana perjuangan seorang janda demi menyelamatkan anaknya. Ia mau melakukan apapun yang nabi Elia perintahkan, dimana untuk memberi makan anak-anaknya ia sudah tidak memiliki apa-apa sampai akhirnya melalui Elia Allah menolong menyediakan makanan bagi si janda dan anak-anaknya, bahkan Allah memberikan kehidupan baru bagi anaknya yang telah meninggal. Si janda memohon dengan sangat kepada Allah melalui Elia. Tidak sekedar melalui kata-kata namun perbuatan akan dilakukan oleh seorang ibu demi keberlangsungan hidup anak yang dikasihinya.

            Tuhan mengajar kepada setiap orang tua untuk mengasihi anak-anaknya dan tidak boleh menyakiti hatinya demikian sebaliknya Tuhan juga ajarkan kepada anak-anak agar selalu menghormati orang tuanya agar berkat umur panjang diterimanya ( Ef. 6 : 1-4 ). Betapa apa yang Tuhan ajarkan untuk menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis sudah menjadi pelajaran bagi setiap orang. Karya cinta kasih berupa kebaikan harus menjadi nilai-nilai yang dimiliki seorang anak dalam bertumbuh secara mental sehingga anak-anak menjadi anak-anak yang baik dan membuat sukacita siapa saja yang berada dekat dengannya.

            Seorang anak akan menunjukkan siapa dirinya ketika berada di luar rumah, hal itu menjadi tolok ukur bagaimana ia dididik dan diajar di rumah tentang iman melalui agama / keyakinan seluruh keluarga, tata krama, sopan santun melalui budi pekerti, bahasa yang bermakna baik melalui setiap komunikasi yang terbangun dan pola pikir positif. Sebagian besar yang dihasilkan oleh seorang anak dalam berfikir, berbahasa dan bertindak berasal dari teladan yang diberikan oleh orang tuanya. Untuk itulah mari berikan asupan energi yang positif bagi anak-anak kita sehingga dapat menjadi anak-anak Ilahi. Senyampang Tuhan masih memberikan waktu kepada kita berikan yang terbaik untuk anak-anak kita. Anak-anak adalah karunia Tuhan bagi kita dan merekalah harta yang paling berharga bagi hidup kita. Rawat dengan baik dan tumbuh kembangkan sehingga berdayaguna ( Efesus 4 : 6 mengatakan “ Dan kamu , bapa-bapa janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.

           Orang tua yang benar-benar mengasihi anaknya akan terus memberikan yang terbaik bagi anaknya, seharusnya tidak ada orang tua yang memberi batu jika anaknya meminta roti atau memberi ular beludak jika anaknya meminta ikan. Setiap oang tua memiliki cinta kasih kepada anaknya, ingin anak-anaknya mendapatkan yang terbaik dan bermanfaat dalam hidupnya sehingga hidup anak-anaknya benar-benar sejahtera, tidak berkekurangan bahkan tidak menderita.

            Mari menjadi orang tua yang baik, yang terus mampu menjadi teladan bagi anak-anak, dekat dengan anak-anak dan membuat anak-anak merasa nyaman di dekatnya. Anak-anak adalah sungguh-sungguh merupakan harta yang sangat berharga bagi siapapun yang memilikinya.

 

Oleh : Kartika Purwandari, S.Si.Teol

 

 

Tentang Penulis

Dedy

luck life

Prev SENI BERDAMAI DENGAN DIRI
Next SEBERAPA MENDERITA SIH KENA LONG COVID

Tinggalkan Komentar