Logo

BRAIN GYM MENGURANGI KEPIKUNAN

BRAIN GYM MENGURANGI KEPIKUNAN

    Menjadi tua, adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh setiap mahluk hidup ciptaan Tuhan. Demikian Juga halnya dengan manusia, dalam proses menua salah satu hal yang kelihatan adalah semakin mundurnya fungsi intelektual. Kemunduran fungsi intelektual ini berupa mudah lupa atau sampai pada kemunduran yang ditandai dengan kepikunan.
Dulu orang beranggapan bahwa otak manusia yang berperan dalam fungsi intelektual, pada satu tahapan tertentu sudah tidak mampu berkembang lagi, artinya kalau otak sudah mengalami kemunduran sifatnya adalah sifatnya permanen. Tetapi sejak tahun 1960, pengkajian dan penelitian otak membuktikan hal lain. Otak ternyata masih bisa berkembang walaupun telah mengalami degenerasi bahkan sampai usia berapapun, asal otak memperoleh stimulasi terus-menerus, baik secara fisik maupun mental.
Dari Penelitian didapatkan bahwa kehilangan beberapa puluh ribu sehari dari sejumlah sel-sel otak, tidak begitu bermakna dibandingkan dengan jumlah sel-sel otak yang menjadi cadangan. Dari penelitian didapatkan juga bahwa stimulasi lingkungan yang kaya, mampu menambah jaringan antar sel dalam permukaan otak. Dan hal ini berdampak pada sumber daya otak dan kemampuan kognitif usia lanjut.
Stimulasi lingkungan yang dimaksud bisa berbagai macam aktifitas, sosialisasi, membaca, kegiatan religius dan sebagainya. Brain gym atau senam otak atau Gerak Latih Otak adalah salah satu stimulasi dari lingkungan dengan konsep ‘‘move your brain through exercise’’. Suatu gerakan yang mampu untuk memberikan stimulasi pada otak, yang secara tidak langsung mempengaruhi potensi dan sumber daya otak.

Dimensi Otak Manusia    
    Pada Gerak dan Latih Otak dirancang sesuai proses perkembangan otak menjadi tua, yang dahulu pernah dikhayalkan menjadi pesimistis, tetapi pada era pasca 60 sudah berubah menjadi optimistis. Otak menua akan terus berkembang apabila diberi stimulisasi.
    Otak manusia mirip dengan hologram, terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi kiri dan kanan, dimensi atas dan bawah serta dimensi depan dan belakang.
    Dimensi Lateralitas (kiri-kanan) antara otak kiri dan kanan harus bisa terkoordinasi dengan baik. Fungsi otak kiri misalnya adalah untuk berpikir rasional, otak kanan untuk bermusik dan merasakan ritme. Otak kanan dan kiri ini bisa dilatih supaya bisa terkoordinasi dengan baik. Ketidakmampuan menyeberang garis tengah antara otak kanan dan otak kiri ini menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk belajar (lerning disabled) atau ‘‘Disleksia’’.
    Dimensi pemfokusan (depan  belakang) ketidakseimbangan otak bagian depan dan belakang ini sering ,menimbulkan seseorang menjadi kurang fokus pada satu bahasan tertentu. Secara garis besar fungsi otak bagian belakang adalah menerima informasi, sedangkan otak bagian depan adalah mengekspresikan diri.    
    Dimensi Pemusatan (bawah dan atas) ketidakseimbangan otak bagian bawah dan bagian atas menyebabkan seseorang mengalami ketakutan yang tidak beralasan, sulit untuk mengontrol emosi, Secara garis besar fungsi otak bagian bawah sebagai pusat penerima informasi negatif (emosi) dan otak bagian atas berfungsi untuk mengatur informasi tadi.

Prinsip Gerakan pada Gerak Latih Otak
Stimulasi pada Gerak Latih Otak berdasarkan pada prinsip-prinsip :
1.    Hubungan otak dan tubuh (Brain Body Connection), selain untuk kebugaran kognitif melalui berbagai jenis gerakan juga ada latihan untuk kebugaran fisik yang mempergunakan ‘‘exercise’’ untuk pernafasan, kelenturan, keseimbangan, pancaindera dan emosional.
2.    Pembelajaran Gerak (Motor Learning), pada setiap gerakan diperlukan kontrol perhatian, perlu pemusatan perhatian. Gerakan dilakukan secara lambat penuh perasaan Jernih dan gembira, sambil memperhatikan dan menghayati sikap dan posisi anggota tubuh.
3.    Integrasi Sensoris, gerakan dipadukan dengan stimulasi sensoris seperti pendengaran, penglihatan, perabaan dan keseimbangan. Sambil melakukan gerakan sewaktu-waktu akan memberikan tanda suara dan tanda visual yang harus dipatuhi untuk melakukan gerakan tertentu sesuai aturan.
4.    Menyilang Garis Tengah (Crossing the Body Midline), untuk mencapai pola pikir yang utuh, kita harus bisa mengintegrasikan otak belahan kanan dan belahan kiri yang notabene punya fungsi berlawananan.Gerakan menyilang garis tengah tubuh merupakan kunci keberhasilan untuk fungsi tersebut, sehingga ‘‘Whole Brain Thinking’’ dapat tercapai.
5.    Merayap dan Merangkak (Creeping dan Crawling), bagian otak yang ada di bagian tengah dan permukaan otak, merupakan pusat untuk kemampuan perhatian, kewaspadaan selain kebersamaan, berkelompok dan ritual. Kemampuan ini perlu dilatih dengan gerakan merayap dan merangkak.
6.    Pengamatan dan mengikuti Jejak Penglihatan (Visual Scanning and Tracking), mengamati dan mengikuti jejak penglihatan dalam hal ini bola mata yang bergerak dari satu arah ke arah lain misal dari kiri ke atas, ke bawah, ke kanan, dan kembali ke kiri merupakan pengamatan lingkungan secara keseluruhan. Stimulasi penglihatan seperti ini merupakan integrasi antara kedua belahan otak. Gerakan ini digunakan untuk meningkatkan sumber daya belahan otak kanan, juga digunakan untuk kemampuan membaca.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam GLO.
1.    Harus ada niat dan motivasi yang serius untuk melakukan latihan dengan benar dan tekun.
2.    Cukup minum sebelum, selama dan sesudah latihan. Cairan tubuh yang cukup sangat menentukan kualitas dan kuantitas darah yang berfungsi membawa oksigen. Jumlah air yang kita minum sehari-hari adalah 30-40 cc/Kg BB.
3.    Latihan haruslah dilakukan dengan rileks (santai). Pada waktu otot berkontraksi, hembusan nafas dan pada saat otot rileks, tarik nafas.
4.    Ikuti rangkaian GLO dari peregangan, pemanasan, latihan inti dan gerakan penutup.
    Dari hasil penelitian AAzI (Asosiasi Alzheimer Indonesia) di dapatkan kesimpulan bahwa penelitian ‘‘Gerak dan Latih Otak’’ dapat meningkatkan kualitas kehidupan lanjut (Quality of Later Life) para peserta.”

 

{oleh : Budi Setyawan. Amd, Fis}

 

*Dimuat dalam Majalah Kasih edisi 2 (APRIL-JUNI 2005)

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev HYPERCOAGULABLES STATES
Next FORIL DOKTER

Tinggalkan Komentar