Logo

KEBERANIAN MENGHADAPI KEHIDUPAN

KEBERANIAN MENGHADAPI KEHIDUPAN

    Tokoh-tokoh besar dalam Alkitab maupun sejarah kehidupan manusia dibentuk karena keberanian menghadapi kehidupan. Sesulit apapun keberanian mendorong mereka untuk terus maju mengalahkan semua tantangan yang diijinkan Tuhan hadir dalam hidup mereka. Musa harus menghadapi Padang gurun. Yosua harus menghadapi tembok Yeriko yang terkenal kuat dan kokoh. Daud harus menghadapi Goliat yang tinggi besar. Apa yang kita hadapi hari ini?
Mereka mampu menghadapi karena Tuhan menyertainya. Karena itu mereka terus memotivasi diri untuk berjuang secara maksimal dan memberi yang terbaik pada Tuhan. Sebab tugas kita adalah memberi yang terbaik dengan apa yang telah Tuhan percayakan kepada kita. Bersama Tuhan, kita akan melakukan beberapa hal untuk menghadapi kehidupan:
1.    Bersama Tuhan Berjuang Hingga Akhir
George Bernard Shaw: “ Anda melihat sesuatu dan bertanya: mengapa? Tetapi saya memimpikan sesuatu yang tidak pernah terjadi dan berkata, mengapa tidak?”. Inilah gambaran kehidupan yang akan, atau sedang, atau mungkin yang seharusnya kita alami. Tetaplah berusaha, yakin pada tujuan hidup kita. Percaya bahwa dari setiap perjuangan akan ada hasil. Sehingga kita pun dapat menghargai hidup kita, dan semakin percaya bahwa Tuhan akan selalu ada dalam hidup kita. Yang akan menghargai setiap usaha dalam hidup kita sesuai harga yang telah Dia tentukan.
 “Hidup adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah anugerah, terimalah. Hidup adalah petualangan, berjuanglah. Hidup adalah duka lara, laksanakanlah. Hidup adalah cita-cita, capailah. Hidup adalah permainan, mainkanlah. Hidup adalah misteri, singkapkanlah. Hidup adalah lagu, nyanyikanlah. Hidup adalah kesempatan, ambilah. Hidup adalah perjalanan, jalanilah. Hidup adalah janji, penuhilah. Hidup adalah kasih sayang, bergembiralah. Hidup adalah keindahan, bersyukurlah. Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah”.  Secara sederhana: “Jalani setiap hidup semaksimal mungkin, maka kita akan mendapat hasil yang maksimal”. Sadarilah bahwa hidup kita adalah perjuangan. Tanpa perjuangan kita tak pernah dapat mencapai puncak gunung harapan kita. “Kita dirancang Tuhan untuk kesuksesan, didesain untuk pencapaian, dan diberkati dengan bibit kehebatan”. Menyerah kalah berarti mengecewakan Tuhan yang telah merancang hidupmu.
Teruslah berjalan dan ada kemungkinan kita tersandung sesuatu. Mungkin pada saat kita tidak menduganya. Kita tidak pernah mendengar ada orang yang tersandung sesuatu ketika mereka duduk. Teruslah berjuang seperti seorang prajurit dan tetaplah fokus pada apa yang hendak kita capai. Keberhasilan prajurit adalah pulang dengan membawa kemenangan. Kebanggaannya adalah berjuang hingga akhir. Tuhan Yesus pun berjuang hingga akhir hidupNya. Bagaimana dengan kita: Menyerah atau terus berjuang sampai akhir?

2.    Bersama Tuhan Pantang Mundur
"Apakah mungkin untuk melewati jalan ini?" tanya Napoleon kepada para insinyur yang dikirim untuk menyelediki terusan St. Bernard yang menakutkan itu.
"Barangkali, bukannya tidak mungkin," jawab mereka dalam nada ragu-ragu. “Tempuh saja!” jawab Napoleon tanpa menghiraukan kesukaran-kesukaran yang hampir tak teratasi. Inggris dan Austria menertawakan keputusan Napoleon untuk menggerakkan tentara melintasi pegunungan Alpen.
Tak pernah ada orang yang bisa, apalagi dengan membawa 60.000 tentara, dilengkapi dengan meriam-meriam besar, berpeti-peti peluru, dan barang dalam jumlah besar.
Akan tetapi ketika tindakan yang "mustahil" itu selesai, orang-orang sekonyong-konyong tahu bahwa hal itu memang bisa dilakukan dari dulu. Yang diperlukan hanyalah keberanian dan tekad seperti Napoleon. Dia tidak pernah gentar menghadapi segala rintangan itu. Dan ia mengambil kesempatan itu.
    Ketahanan, dorongan dan keuletan di tengah semua hambatan, tantangan serta ketidakmungkinan. Inilah yang dalam segala hal membedakan jiwa yang kuat dengan yang lemah. Napoleon telah membuktikan kekuatan jiwa yang penuh keberanian, tekat dan keyakinan. Apapun yang harus kita hadapi jangan pernah tinggalkan tiga hal ini: keberanian, tekat dan keyakinan. Berbicara tentang keberanian, Richter mengatakan keberanian bukan hanya sekedar mengawasi bahaya, namun juga memperhatikan dan mengatasinya. Berani maju dan menantang pergumulan yang dihadapi.
Milikilah tekat yang kuat. Nampakkan itu pada sikap hidup yang kukuh dan teguh berpegang pada keyakinan. Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang itu.
Berkeyakinanlah, sebab manusia dibentuk oleh keyakinannya. Jika ia percaya, maka ia akan menjadi demikian. Keyakinan yang kuat membuat segala sesuatunya menjadi mungkin (Mofacia). Keyakinanlah yang akan membawa kita pada pencapaian dan keberhasilan. Keyakinanlah yang akan membentuk kita sesuai dengan apa yang kita impikan. Dan keyakinanlah dasar dari setiap doa dan pengharapan. Bila keyakinan itu hilang, maka kita tak pernah tahu kepada siapa kita berdoa dan kepada siapa kita menyandarkan harapan kita.
Keberanian, tekat dan keyakinan adalah lukisan kehidupan Daud. Ia seorang pemuda yang berani menghadapi apapun. Goliat yang tinggi besarpun ia hadapi. Punya tekat yang kuat untuk terus maju dan berjuang. Dan yang tidak kalah pentingnya ia mempunyai keyakinan yang teguh pada Tuhan. Keyakinan pada Tuhan inilah kekuatan yang tak terbatas. Dalam keyakinan, ia letakkan hidup pada tangan kuasa Tuhan. Dalam setiap tindakan, ia selalu sertakan Tuhan.” Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok”. Berani melangkah maju, membulatkan tekat dan yakin Tuhan menyertai kita, maka kita pulang dengan kemenangan dan keberhasilan.
Tak ada yang mustahil dalam hidup ini, bila kita memegang teguh keberanian, tekat dan keyakinan. Teruslah berjuang dan jangan menyerah mesti engkau telah melangkah 999 kali untuk mencapai keberhasilan. Keberanian, tekat dan keyakinan akan membawa keberhasilan bagimu pada langkah ke-1000. Karena itu jangan menyerah. Terus berjuang.

3.    Bersama Kuasa Tuhan Tak Sesulit Yang Kita Bayangkan
Lihat kisah perjuangan Daud mengalahkan Goliat. Dengan batu kali dan ketapel, Daud mengalahkan Goliat. Begitu juga dengan kisah Yosua merobohkan tembok Yeriko yang terkenal kuat dan kokohnya. Dengan memutari tembok 7 kali sambil memuji kebesaran Allah, tembok itupun runtuh. Kalau Tuhan ikut berkarya dalam hidup kita, tidak sesulit yang kita bayangkan.
“Tidak dibutuhkan kekuatan besar untuk melakukan sesuatu, tetapi dibutuhkan kekuatan besar untuk memutuskan apa yang kita percayai dan dilakukan”. Kita sering ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang kita hadapi tampak besar, padahal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali diatasi. Kita memilih menghindari masalah itu dan mencari jalan lain. Sepertinya itu adalah cara yang bijak untuk tidak berhadapan dengan masalah. Masalah tidak dicari saja sudah banyak, apalagi ditambah cari-cari masalah. Jadinya gudang masalah. Kalau bisa menghindar, lebih baik menghindar saja. Komentar banyak orang seperti itu. Ada baiknya, dengan menghindari masalah kita menciptakan suasana yang damai. Namun tidak untuk mereka yang menghindari masalah karena takut menghadapinya. Menghindari masalah dan berkata, “Ini masalah yang besar, tidak mungkin bisa aku hadapi”. Akhirnya, banyak yang dikorbankan karena ketakutannya; cita-cita, keberhasilan, harapan dan impian. Hidup tanpa masa depan yang indah. Ketakutan menguasai dan membentuk karakter yang tidak berani mengambil langkah maju.  
Untuk kita yang saat ini takut menghadapi masalah kita. Katakan untuk diri kita. Sebanyak mungkin kita sering mengucapkan. Tanamkan dan jadikan ini pegangan. Firman Tuhan katakan: “ Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Katakan Firman ini setiap saat. Katakan terus. Terus dan terus. Sampai Firman ini mengubah ketakutanmu menjadi keberanian. Lihatlah, ternyata kita sanggup mengatasinya.
“Pusatkan lebih banyak perhatian Anda pada keinginan dan bukan pada keraguan, maka mimpi Anda akan mencari jalannya sendiri. Anda mungkin akan terkejut betapa mudahnya hal-hal terjadi. Keraguan Anda tidak akan sekuat keinginan Anda, kecuali Anda membuatnya demikian”. Amin.

 

{ Oleh : Pdt. Yohanes Setyanto, S. Th }

*Dimuat dalam Majalah Kasih Edisi 37 ( JANUARI - MARET 2014 )

Tentang Penulis

Patricia Putri

patricia putri

Prev PERAN PELAYANAN PASTORAL DALAM KESEMBUHAN PASIEN
Next KENALI DAN ATASI HIPERTENSI SILINCE KILLER

Tinggalkan Komentar