Logo

GENERASI MENOLAK TAKUT TUA “TUA ITU PASTI, BUGAR ITU PILIHAN”

GENERASI MENOLAK TAKUT TUA “TUA ITU PASTI, BUGAR ITU PILIHAN”

 Diakui atau tidak, manusia sejatinya selalu ingin tampak muda dan bugar, meski usianya tak bisa dibilang belia lagi. Siapa bantah kalau kemudian banyak yang mencari cara agar terlihat segar. Dalam bahasa gaulnya, mereka ingin disebut: generasi menolak tua. Mungkinkah?

Tentu saja bukan dalam arti harafiah, menolak tua. Karena manusia, mau diobati seperti apapun, pasti akan menjadi tua. Tapi menjadi tua yang sehat, bugar dan tidak 'dikerubut' dengan banyak penyakit, menjadi harapan banyak orang. Pernah dengar jargon lelucon: muda foya-foya,tua kaya raya , mati masuk surga? Apa yang bisa Anda tangkap? Semua orang ingin bahagia dan senang sampai tua, bahkan ketika ajal tiba.
    Usia lanjut, sering diindikasikan dengan mereka yang akrab dengan berbagai penyakit degeneratif, yaitu penyakit akibat menurunnya fungsi berbagai organ tubuh maupun metabolismenya, tubuh yang renta. Pendapat itu tidak terlalu salah, mengingat usia yang lanjut, berarti pula banyak organ tubuh yang rentan lelah karena bekerja terus menerus tanpa henti. Seperti misalnya di usia 50 tahun, jantung telah berkontraksi mengembang dan mengempis untuk memompa darah sebanyak lebih dari 2 milyar kali, ginjal telah menyaring darah dan memisahkan kandungan racunnya sebanyak :1,3 juta liter (kira-kira = 263 tangki yang berisi 5000 liter), dan banyak organ tubuh lain bila kita perinci kinerjanya pada usia 50 tahun, akan membelalakkan mata kita, bahwa organ tubuh kita benar-benar super. Karena itu, menurunnya kinerja mereka di usia lanjut, merupakan proses alamiah.
    Proses tersebut dapat lebih dipercepat, bilamana pola hidup si empunya organ tubuh buruk, tetapi sebaliknya proses itu dapat diperlambat, bilamana pola hidupnya sehat. Bertambahnya usia, pada awalnya berarti penyempurnaan tumbuhnya sel-sel dalam tubuh sesuai fungsinya sampai maksimal, yaitu saat kematangan biologis tercapai, untuk kemudian mulai menurun satu persatu, yang sebetulnya terjadi karena matinya beberapa sel-sel itu disebabkan usia atau kerusakan, dan tidak adanya / berkurangnya kemampuan regenerasi.
    Dalam kaca mata dr. Yoseph Chandra, M. Kes, dokter Rumah Sakit Panti Wilasa 'Dr.Cipto', umur manusia , ditentukan 30% oleh genetika atau keturunan. “Yang terpenting, 60% justru ditentukan oleh gaya hidupnya,” terang dr. Yoseph.
Kalau kita menilik informasi tentang negara atau daerah yang penduduknya dinilai paling sehat, indikatornya adalah banyaknya penduduk berusia di atas 100 tahun. Sayangnya, Indonesia tidak termasuk negara yang disebut-sebut. Menurut National Geographic edisi November 2005, hanya ada tiga negara  [daerah] yang diklaim punya penduduk berumur panjang di atas rata-rata. Tempat itu adalah Pulau Sardinia [Italia], Pulau Okinawa [Jepang], dan Loma Linda [USA]. Di daerah tersebut, tidak hanya mencapai usia panjang, tapi mereka juga bugar di usia lanjutnya.
Mau tahu rahasianya? Secara garis besar, antara di Italia, Jepang dan America Serikat, tidak jauh berbeda. Kesamaannya adalah kontrol pola kehidupan seimbang, antara materiil –ini bicara soal makanan dan pola hidup sehat dan spiritual. Sisi spiritual ini hubungannya dengan cara mereka melakukan anjuran dan menaati agama keyakinannya. Kombinasi ini ternyata menghasilkan energi dan keseimbangan yang luar  biasa pada proses kehidupan mereka. Sekadar contoh: di Ioma linda Amerika Serikat, kebanyakan penduduknya adalah penganut Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Keyakinannya: tubuh mereka adalah bait Allah, selain makan menurut Alkitab Perjanjian Lama, olah raga , tidak merokok dan minum alkohol menyebabkan banyak penduduknya berusia lanjut dan lebih sehat.
    Lalu bagaimana sebenarnya menjadi bugar dan tetap berdiri tegak saat usia mulai lanjut? Menurut beberapa riset yang dilakukan oleh beberapa universitas terkenal di Eropa dan Amerika, Berdasarkan penelitian, rutin berolahraga pada usia sekitar 40 atau 50 tahun dapat membantu mencegah penyusutan otak. Mereka yang jarang berolah raga kemungkinannya akan mengalami penyusutan otak. Penelitian tersebut melibatkan 1.583 orang yang telah terdata di Framingham Heart Study dengan usia rata-rata 40 tahun. Penelitian dilakukan pada pria maupun wanita yang tidak demensia dan tidak memiliki riwayat sakit jantung. Responden diminta rutin melakukan olahraga seperti treadmill, kemudian puluhan tahun berikutnya menjalani scan MRI pada otak.
    Penulis studi Dr. Nicole Spartano dari Boston University School of Medicine di Amerika Serikat mengungkapkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang kurang olah raga pada usia 30-40 tahun, pada 20 tahun kemudian akan mengalami penyusutan otak atau ukuran otak yang mengecil.

Bahagia itu Sederhana, Bugar Berkepanjangan
    Tapi seperti kalimat sakti yang banyak diucapkan: menjadi tua itu pasti, tapi tetap sehat di hari tua itu pilihan. Apa yang seharusnya dilakukan ketika usia menginjak kematangan fisik? Langkah pertama terbaik ketika kita menjelang usia lanjut, kira-kira menginjak usia 40 tahun, mengenali kondisi tubuh kita sendiri sebaik-baiknya dengan mengetahui kondisi organ vital kita serta kinerjanya, dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan dapat dimulai dengan yang paling dasar dulu, seperti : darah rutin ,jantung, ginjal, hati, kadar gula darah,kolesterol, asam urat  dan “hasil kerja ginjal” yang dapat dilihat dalam pemeriksaan urine lengkap, yang ini semua memerlukan dana tidak terlalu besar.    
Pemeriksaan laboratorium dapat  diulang secara berkala untuk item pemeriksaan penyakit yang diperkirakan akan kita derita, berdasar riwayat penyakit anggota keluarga dalam “family tree”, atau beberapa gaya hidup keseharian kita yang mungkin kurang sehat, misalnya terlalu sibuk / banyak stress, kurang istirahat, pola makan yang tidak sehat, perokok, sering konsumsi alkohol, dan sebagainya.
Pemeriksaan tingkat kepadatan tulang (Bone Mass Density) juga perlu dilakukan di usia diatas 65 tahun, karena kerapuhan tulang sering tidak menunjukkan tanda atau keluhan apapun, tetapi tiba-tiba dapat terjadi fraktur/retak atau patah tulang. Selama ini banyak orang percaya dengan mitos yang mengatakan makin senja usia seseorang, makin berkurang mobilitasnya, alias tidak lincah lagi akibat osteoporosis. Padahal selama kita memiliki struktur tulang yang baik dan menjaga kesehatan tubuh, Anda bisa tetap aktif bergerak meski sudah menjadi oma atau opa. Osteoporosis adalah proses yang alamiah. Namun, seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup manusia, osteoporosis menjadi problem. Tanpa tulang yang kuat, seseorang bisa jadi akan merepotkan sekitarnya di masa tuanya.
    Dalam beberapa literatur kesehatan, Catherine Armstrong, naturophat (praktisi kesehatan) dari Australia, mengatakan bahwa masalah tulang bisa dialami siapa saja, tak selalu orang lanjut usia. Pada beberapa kasus terdapat anak-anak penderita penyakit tulang. Untuk mendapatkan tulang kuat, konsumsi makanan yang mengandung kalsium, seperti kol, bawang putih dan telur yang baik untuk pertumbuhan tulang muda. Dan tentu saja kalsium tablet.
    Angka kecukupan kalsium rata-rata yang dianjurkan di Indonesia adalah 500 – 800 mg per orang per hari. Pada usia lanjut dan wanita menopause para ahli cenderung menganjurkan asupan sampai sekitar 1.000 mg/hari. Susu memang mengandung banyak kalsium. Tetapi kalsium tidak hanya didapatkan dari susu. Kalsium bisa diperoleh dari sayuran hijau (bayam misalnya), buah-buahan, brokoli, serta tempe dan tahu. Kacang-kacangan dan makanan laut juga kaya kalsium.
    Amstrong menganjurkan para penderita radang sendi untuk memilih ikan laut dalam, seperti salmon, tuna, atau makarel. "Jika ada peradangan di sendi, ikan dan minyak ikan sangat dianjurkan. Karena keduanya kaya akan zat anti peradangan.
    Menurut para ahli, setelah usia 25 tahun, kebugaran tubuh manusia akan menurun 1% setiap tahun, sehingga kalau dihitung, pada usia 50 tahun kebugaran tubuh tinggal 75%. Secara mudah, kita lihat para atlet olahraga yang mengandalkan kemampuan fisik, kecepatan reaksi, akan nyata terlihat menurun kemampuannya seiring dengan lewatnya umur 30-an tahun. Kita dapat memperlambat merosotnya kebugaran di usia lanjut, bilamana aktivitas tubuh yang ringan sampai sedang secara rutin dilakukan tiap hari, asupan makanan yang kandungan nutrisinya lengkap,berimbang proporsional dan sehat.
Mental Baik, Usia Memanjang
    Merasa makin tua, kembali ingin diperhatikan seperti anak-anak, sudah seperti siklus orang tua kita. Tak hanya itu, emosi dan amarah kerap muncul dari hal-hal yang mungkin tidak kita mengerti. Padahal, diakui atau tidak, energi negatif yang berhamburan itu lambat laun akan menggerus kesehatan fisik.  Ada satu buku bagus tulisan dokter dari Jepang, berjudul “The Healing & Discovering the Power of the Water” karya Dr. Masaru Emoto. Menurutnya, paling tidak seperti ditulis di bukunya, 80 % orang sakit itu bukan melulu karena fisiknya, tapi lebih kepada emosi dan jiwanya. Nah kan…
    Sekadar informasi, Masaru Emoto adalah seorang seorang peneliti dari Hado Institute di Tokyo, Jepang pada tahun 2003 yang melalui penelitiannya mengungkapkan suatu keanehan pada sifat air. Melalui pengamatannya terhadap lebih dari dua ribu contoh foto kristal air yang dikumpulkannya dari berbagai penjuru dunia, Emoto menemukan bahwa partikel molekul air ternyata bisa berubah-ubah tergantung perasaan manusia di sekelilingnya, yang secara tidak langsung mengisyaratkan pengaruh perasaan terhadap kristalisasi molekul air yang terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen.
    Menurut penelitian dokter yang sudah meninggal tahun 2014 silam ini, Marah selama 5 menit akan menyebabkan sistem imun tubuh kita mengalami depresi selama 6 jam. Dendam dan  menyimpan kepahitan akan menyebabkan imun tubuh kita menurun. Dari situlah bermula segala penyakit, seperti stress, kolesterol, hipertensi, serangan jantung, rematik, arthritis, stroke (perdarahan/ penyumbatan pembuluh darah).  Jika kita sering membiarkan diri kita stress, maka kita sering mengalami gangguan  pencernaan. Jika kita sering merasa khawatir, maka kita mudah terkena penyakit nyeri punggung. Jika kita mudah tersinggung, maka kita akan cenderung terkena penyakit insomnia (susah tidur). Jika kita sering mengalami kebingungan, maka. kita akan terkena gangguan tulang belakang bagian bawah. Jika kita sering membiarkan diri kita merasa takut berlebihan,  maka kita akan mudah terkena penyakit ginjal. Jika kita suka ber-negative thinking,  maka kita akan mudah terkena dyspepsia (pencernaan yang buruk). Jika kita mudah emosi dan cenderung pemarah, maka kita bisa rentan terhadap penyakit hepatitis.
    Resep lain agar kita tetap sehat dan bugar adalah dari Dr. Boenjamin Setiawan Ph.D, pendiri PT Kalbe Farma. Menurut beliau ada 10 resep menambat proses penuaan:
1.    Banyak makan sayur ,buah dan ikan
2.    Bekerja terus jangan cepat pensiun
3.    Belajar terus melalui internet
4.    Berolahraga secara teratur
5.    Beristirahat secukupnya
6.    Bersyukur dan jangan mengomel
7.    Berdoa setiap hari
8.    Beribadah secara teratur
9.    Berbagi dengan sesama
10.    Bergembira dan  berdansa
    Nah, jika kita –saya dan Anda—termasuk generasi yang menolak tua sakit-sakitan, hal-hal yang menguras emosi dan kesehatan, mending singkirkan saja. Jangan lupa, bahwa bahagia itu sederhana, hanya terkadang kita lupa [atau sengaja melupakan] merasakannya. Jadi tua? Siapa takut…..*

 

Dimuat di majalah Kasih edisi 48

Tentang Penulis

Prev VAKSINASI BUKAN BASA-BASI KEKEBALAN TUBUH
Next KETIKA KULIT PISANG PUNYA MANFAAT AJAIB

Tinggalkan Komentar